Hadis ini menegaskan bahwa seseorang yang beriman harus menjaga lisannya dari perkataan yang buruk. Ucapan yang tidak terkontrol dapat menimbulkan konflik, menyakiti hati orang lain, bahkan menimbulkan dosa besar. Oleh karena itu, menjaga lisan merupakan bagian dari akhlak mulia yang harus diamalkan setiap Muslim.
Adab Berbicara yang Dianjurkan dalam Islam
Menjaga lisan tidak hanya sekadar menahan diri dari perkataan buruk, tetapi juga mengamalkan adab berbicara yang baik. Islam mengajarkan beberapa prinsip dalam berbicara, antara lain:
Berkata yang baik atau diam – Rasulullah ﷺ bersabda,
Tidak menyebarkan fitnah atau gosip – Fitnah dan ghibah dilarang keras dalam Islam karena dapat merusak hubungan antar sesama.
Berbicara dengan lemah lembut – Kata-kata yang lembut lebih mudah diterima dan menunjukkan akhlak yang baik.
Tidak berkata kasar dan menyakiti perasaan orang lain – Perkataan kasar bisa menimbulkan permusuhan dan kebencian.
Dengan menjaga adab berbicara, seseorang tidak hanya menjaga kehormatan dirinya sendiri, tetapi juga menciptakan lingkungan yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang.
Menjaga Lisan untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Menjaga lisan bukan hanya berdampak pada hubungan sosial, tetapi juga berpengaruh pada kehidupan spiritual dan mental seseorang. Orang yang terbiasa menjaga lisannya cenderung lebih disukai dalam pergaulan, terhindar dari konflik, serta memiliki ketenangan hati. Sebaliknya, mereka yang sering berkata kasar atau menyakiti orang lain dengan perkataannya akan sulit mendapatkan kepercayaan dan kasih sayang dari sesama.
Selain itu, menjaga lisan juga berkaitan erat dengan pahala dan dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
Hadis ini menegaskan bahwa menjaga lisan adalah tanda kesempurnaan iman seseorang. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita selalu berusaha untuk berbicara dengan baik, menghindari kata-kata yang menyakitkan, serta menjadikan lisan sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan.